Bahaya Rokok Masih Dianggap Remeh


Tak terbantahkan lagi jika rokok merupakan salah satu faktor utama penyebab penyakit tidak menular seperti penyakit jantung, kanker, diabetes, stroke, dan penyakit paru kronik. Namun, ternyata bahaya ini belum disedari oleh setiap orang, bahkan diremehkan.

Pakar hukum dari Komisi Nasional Pengendalian Tembakau Bidang Hukum dan Advokasi, Muhammad Joni mengatakan, masih banyak orang yang menganggap rokok sama saja seperti produk lainnya, seperti minuman atau makanan. Mereka menganggap, konsumsi rokok tidak akan mengganggu kegiatan yang dilakukan sehari-hari.

"Ini perkara perspektif, misalnya ada ada orang menguncang-guncangkan botol dan airnya mengenai wajah orang lain, mungkin orang lain itu akan marah, apalagi kalau tidak kenal. Tetapi jika orang menghisap rokok lalu dihembuskan ke arah orang lain, kalau orang itu kenal, maka ia mungkin tidak akan marah," papar Joni dalam diskusi bertajuk "FCTC vs RUU Pertembakauan" pada Selasa (26/8/2014) di Jakarta.

Ertinya, rokok masih dinilai sebagai produk biasa yang tidak membahayakan kesehatan sehingga meskipun orang merokok di tempat awam pun dianggap tidak terlalu menjadi masalah.

"Memang rokok adalah produk legal secara hukum, sama seperti makanan dan minuman. Tetapi rokok mengandung zat adiktif nikotin sehingga perlu dibatasi," tegas Joni.

Nikotin dan tar merupakan dua zat utama yang ada di dalam rokok. Keduanya merupakan zat adiktif yang tidak memiliki ambang aman bagi kesihatan. Sehingga walaupun nikotin dikonsumsi sedikit maka kesannya tetap bisa dirasakan. Tak hanya bagi orang yang merokok secara aktif, perokok pasif pun tetap merasakan kesan kesihatan yang sama.

Sumber: kompas.com